Pulsagram, Aset Mandiri, KSU-Nuari, Kursus Online, Produk Bisnis Online Mungkin banyak diantara kita yang punya keinginan, meskipun baru sebatas khayalan, untuk memiliki dan mengendarai kendaraan terbang yang berukuran kecil dan tidak merepotkan. Misalnya pesawat terbang mini yang mudah disimpan dan tidak memerlukan landasan konvensional, bisa kita gunakan untuk terbang ke tempat-tempat yang menjadi tujuan kita. Hal ini sudah lama dipikirkan dan diusahakan oleh beberapa kalangan praktisi dunia penerbangan. Mereka sudah membuat beberapa prototipe, dari yang masih sebatas eksperimental hingga yang sudah layak dan aman untuk dikendarai. Ada beberapa prototipe yang dari awal pengembangannya memang dikhususkan untuk tujuan militer. Tapi tidak sedikit juga yang dibuat untuk keperluan olah-raga atau rekreasi.
Kabarnya De Lackner DH-4 inilah yang disebut-sebut sebagai prototipe pertama untuk penerbangan solo dengan kendaraan terbang mini. Kendaraan yang awalnya disebut sebagai Heli-Vector dan selanjutnya juga dinamakan Aerocycle ini merupakan helikopter dalam ukuran mini. Jika helikopter konvensional rotor-nya terletak diatas badan pesawat, maka rotor Aerocycle terpasang dibawah tempat pengendaranya. Pihak militer AS merancang kendaraan ini dengan tujuan kemudahan mobilitas bagi personil tempur dan untuk menyediakan moda transportasi individu yang murah. Aerocycle pertama kali diterbangkan pada Januari 1955. Kendaraan terbang ini mampu melesat hingga kecepatan 120 kilo meter per jam. Pernah diterbangkan hingga pada ketinggian 1.520 meter di atas permukaan tanah. Prototipe ini dikembangkan lagi dalam seri De Lackner HZ-1 yang sudah menggunakan kaki seperti yang dimiliki helikopter konvensional. Tapi setelah itu tidak terdengar lagi pengembangan selanjutnya dan hanya menjadi catatan sejarah dalam dunia penerbangan.
Hiller VZ-1 "Pawnee"
Ide untuk membuat Hiller VZ-1 atau Pawnee ini datang dari Charles H. Zimmerman. Zimmerman berpendapat bahwa rotor dibawah memiliki tingkat kestabilan yang lebih baik dibanding rotor diatas seperti yang dimiliki sebuah helikopter konvensional. Dan memang jika rotor diletakkan dibawah orang menjadi lebih mudah untuk membuat helikopter dengan ukuran yang relatif lebih kecil. Dan pada tanggal 17 September 1953, Zimmerman menanda-tangani kontrak dari kantor pengembangan ilmu pengetahuan militer AS (ONR) untuk mewujudkan konsep kendaraan terbangnya itu. Maka mulailah dibangun prototype Hiller VZ-1 pada Januari 1954. Dalam waktu satu tahun Hiller VZ-1 selesai dibuat dan diuji coba pada tanggal 27 Januari 1955. Uji coba itu berhasil bahkan masuk dalam rekord sejarah penerbangan Vertical Take-Off and Landing (VTOL). Setidaknya ada 6 prototipe seri Hiller ini yang dibuat, tapi hingga kini belum diketahui lokasi keberadaannya.
Chrysler VZ-6
Pada tahun 1956 militer AS mengajukan proposal untuk pembuatan kendaraan terbang kelas ringan dengan konsep menggabungkan fleksibelitas dan kemudahan dalam pengoperasian di medan tempur terutama pada daerah yang berbahaya dan sulit. Akhirnya kontrak untuk membuat kendaraan terbang ini dimenangkan oleh perusahaan Chrysler pada awal tahun 1957. Rancangan kendaraan itu dinamakan Chrysler VZ-6. Banyak juga yang menyebutnya sebagai Flying Jeep atau jeep terbang karena bentuknya yang memang mirip dengan sebuah mobil dengan atap terbuka. VZ-6 hanya terbang pada ketinggian 1,5 meter hingga 4 meter di atas permukaan tanah. Mampu mengangkat beban seberat 450 kilogram. Dan kecepatan terbangnya tidak melebihi laju sebuah mobil biasa. Ada 2 prototipe yang dibuat dalam proyek ini. Tapi proyek ini dianggap gagal karena ditemukan ketidak-seimbangan lateral pada prototipe. Bahkan pada uji cobanya hampir mencelakai pengendaranya. Secara resmi proyek dihentikan pada tahun 1960.
Jaman pesawat terbang ringan eksperimental sudah lama berlalu. Saat ini orang sudah punya konsep yang jauh lebih matang. Dan kebanyakan saat ini para praktisi lebih menitik beratkan pada modifikasi desain helikopter dalam kelas mini yang benar-benar berfungsi personal. Misalnya sebuah helikopter mini yang dikenal dengan sebutan Air Scooter II. Air Scooter II diproduksi oleh perusahaan Henderson yang berada di Nevada – AS. Helikopter yang hanya bisa diawaki oleh satu orang pengendara ini bisa dibeli dengan harga sekitar 50.000 US Dollar. Bagi saya, membeli kendaraan ini baru bisa sebatas mimpi dalam tidur nyenyak di malam hari. Tentu saja akan menjadi anggapan yang berbeda bagi kalangan ekonomi kelas atas.
Jika Air Scooter masih juga dianggap terlalu besar dan masih terasa merepotkan, produsen perangkat penerbangan solo masih punya penawaran yang lain lagi. Misalnya sebuah mesin jet bersayap delta yang dinamakan Jet Man. Alat ini dirancang oleh seorang berkebangsaan Swis, Yves Rossy. Alat ini bisa membawa pengendaranya terbang sejauh 200 kilo meter nonstop. Anda akan dibuat terbang meluncur layaknya sebuah pesawat terbang bermesin jet. Untuk melakukan maneuver cukup dengan melakukan gerakan atau memindahkan titik berat tubuh seperti saat mengendarai sebuah gantole (peralatan terbang layang). Lalu bagaimana jika tiba-tiba mesin jet-nya macet saat berada di ketinggian. Jangan khawatir, pada bagasi yang terletak di tengah belakang sayap tersimpan parasut yang siap digunakan jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat dalam penerbangan yang juga digunakan untuk mendarat.
Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
-
Video: Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
| TV Kampung.
8 years ago