BOOKING TIKET PESAWAT

Gorengan

Gorengan. Info sangat penting tentang Gorengan. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Gorengan

Bisnis Pulsa Elektronik, Pulsa Elektrik, www.pulsagram.com, Pulsagram

Gorengan
Mungkin ada yang terkejut saat membaca judul diatas. Makan sanggar? Pingin jadi buto cakil? Barangkali kalimat seperti itu yang langsung terlintas dan berkecamuk di kepala. Bayangan orang tentang sanggar biasanya langsung tertuju pada sanggar lukisan, sanggar tari, atau sanggar kegiatan seni lainnya. Ini menunjuk pada tempat. Yang kayak gitu mau dimakan? Yang benar aja. Tapi bagi sebagian orang Kalimantan, khususnya di Pulau Bunyu, pasti akan segera paham. Dulu saya juga sempat dibuat bingung saat diajak makan sanggar. Ternyata yang dimaksud sanggar itu jajanan atau penganan yang digoreng. Misalnya pisang goreng, singkong goreng, tahu goreng, atau sandal goreng…, kalau ada yang mau. Wekekeke….

Sepanjang pengetahuan saya, awalnya yang disebut sanggar itu adalah pisang goreng. Mungkin lebih tepat disebut sanggor, kependekkan dari pisang goreng. Tapi entah sejak kapan beberapa jenis penganan yang digoreng akhirnya disebut sanggar juga. Untuk membedakannya tinggal menambahkan kata yang sesuai saja dibelakang kata sanggar itu. Misalnya sanggar pisang, sanggar singkong, sanggar sukun, sanggar kolak. Lho..? Tenang friend, yang kesebut belakangan itu cuma sekedar improvisasi penulisan.

Pertama kali datang di Bunyu, sudah dibuat heran dengan kata "sanggar" itu. Begitu melihat cara memakannya, tambah makin heran. Pisang goreng dimakan pakai sambal, umumnya sambal kacang. Wah…, koq jadi mirip rujak ya. Awalnya agak merasa aneh makan pisang goreng dengan cara seperti itu. Tapi lama-kelamaan jadi terbiasa juga. Rasanya enak juga pisang ditowelin di cobekan sambal. Pedas dan manis, campur jadi satu. Kayak tahu campur.

Sore ini kami beli sanggar lagi. Kali ini sanggar pisang, bukan sanggar pramuka, apa lagi sanggar lukisan. Sanggar ini untuk camilan sambil menunggu kapal tanker MT. Samho Spinels yang janjinya hari ini mau datang. Sudah ditunggu sejak tadi pagi, hingga sore ini pun belum nongol batang hidungnya. Memangnya kapal tanker punya hidung juga ya?

Hari ini pak Muchtar yang kebagian tugas pergi beli sanggar. Order satu tas kresek besar. Yang kepingin orang banyak sih. Sebenarnya saya kepingin juga ikut pergi beli sanggar itu. Rencananya mau ambil gambar tumpukkan sanggar di tempat penjualan sanggar itu. Sayang sekali pak Tjiptono memberi tugas yang lain untuk saya. Yah…, batal deh rencana. Tidak apa, tukang sanggarnya belum pensiun koq. Lain kali masih bisa dipotret tumpukkan sanggarnya itu. Untuk sementara sanggar yang di piring ini aja deh yang saya upload dalam tulisan ini. Lumayan.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger