Pasar dan komunis 27
Gambar dan Foto Pesawat Terbang
Laos adalah salah satu dari beberapa negara komunis yang masih tersisa di dunia selain Vietnam, Cina, Korea Utara, dan Kuba, namun Laos terus melakukan perubahan kebijakan ekonomi yang mengarah ke pasar bebas. Sejak tahun 1980an, Pemerintah Laos mulai melepas kontrol ekonomi dengan mengizinkan berdirinya perusahaan swasta dan membuka kran investasi asing. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi negara itu melesat dari sangat rendah menjadi rata-rata 6% per tahun dalam periode 1988-2004 lalu.
Di berbagai pusat keramaian ibukota Laos, Vientiane, terdengar musik dengan selera anak muda. Mobil-mobil mewah BMW, Mercedes, atau jip Hummer buatan Amerika Serikat terlihat hilir-mudik di jalan-jalan protokol yang lengang. Bahkan film produk Hollywood terbaru, New Moon, yang digemari anak-anak muda di Indonesia juga diputar di Laos. Gambaran itu mungkin tidak terbayangkan para pemimpin Laos ketika memilih ideologi komunis untuk negara itu pada tahun 1975.
Tetapi kenyataan tersebut merupakan buah reformasi ekonomi yang dirintis di masa 1980-an, seperti dijelaskan pengusaha di bidang perhotelan di Kota Vientiane, Nouannipha Toy Siri. "Sebelum ada perubahan 10 tahun lalu, pertumbuhan ekonomi di Laos sangat sulit karena kami dulu seperti negara yang tertutup. Sejak Laos menjadi anggota ASEAN negara saya menjadi semakin terbuka," kata Toy Siri.
Selain di bidang ekonomi, Laos juga berupaya melakukan perubahan politik luar negeri dengan melakukan normalisasi hubungan dagang dengan Amerika Serikat pada tahun 2004. Dengan normalisasi hubungan, Amerika menurunkan tarif impor barang dari Laos. Bagaimanapun, pembangunan ekonomi Laos dengan penduduk sekitar 6 juta jiwa masih terbentur infrastruktur yang tidak memadai. Bank Dunia menyebut infrastruktur negara yang sebagian terdiri dari pegunungan ini masih memprihatinkan. Selain itu Laos juga tidak memiliki akses ke laut.
Seorang warga setempat bercerita jarak sekitar 100 km yang menghubungkan Kota Vientiane dan Luang Prabang yang seharusnya bisa ditempuh dua jam, dalam kenyataannya membutuhkan waktu lima sampai delapan jam karena masih berupa jalan tanah. Namun kondisi land locked - atau dikelilingi daratan tanpa laut- yang dianggap sebagai kendala terbesar negara ini, diubah oleh masyarakat Laos dengan melihat sisi positifnya, seperti dikatakan oleh Samsonouk Mixay, seorang wartawan senior Laos. "Kami sempat mengalami perasaan rendah diri karena situasi geografis negara kami, tetapi sekarang kami mengubah cara berpikir itu. Kami mengatakan Laos adalah negara land link sebagai negara penghubung di antara negara-negara sekitar," kata Samsonouk Mixay yang kini menjabat sebagai ketua Aliansi Jurnalis Laos.
Laos berusaha mengembangkan industri pariwisata di samping industri tekstil dan berusaha mendekatkan diri dengan Thailand. Kedekatan ekonomi Laos dengan Thailand, belakangan ditindaklanjuti dengan pembangunan jembatan di atas Sungai Mekong. Sungai yang merupakan urat nadi negara-negara di kawasan Indo China ini menghubungkan Vientiane dengan kota terdekat di Thailand. Dan awal tahun ini, jalur kereta api -yang tidak ada di Laos- dibangun untuk menghubungkan dua negara tersebut. Namun perkembangan dunia industri yang diharapkan dapat berkembang cepat, belum cukup untuk menopang pertumbuhan ekonomi Laos. Di sebagian besar wilayah, 90% masyarakat masih bekerja di bidang pertanian, yang menyumbang setengah pendapatan negara ini. Sisa pendapatan negara disumbang dari industri, pertambangan dan pariwisata. Dua tahun lalu perdapatan per kapita Laos dilaporkan mencapai sekitar US$ 710. Nilai ekspor tercatat US$ 970 juta, jauh di bawah impor sebesar US$ 1.376 miliar.
bbc.co.uk
Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
-
Video: Hidroponik: Cara menanam lombok / cabai dengan mudah, 3 bulan panen
| TV Kampung.
8 years ago